jejak dalam dunia

Saturday, 2 April 2022

Kisah Sedih di Balik Jarum Suntik


    
        Namaku Aizah Maulina, siswa kelas 5 SDI Al Mubarok. Teman se-kelasku berjumlah 16 orang. Aku sangat senang bersahabat dengan mereka. Mereka semua baik dan ramah kepadaku. Bapak Ibu guruku juga baik dan pengertian.

Waktu cepat berlalu. Sepertinya, baru saja aku duduk di kelas 1 SD. Ternyata sekarang aku sudah duduk di kelas 5 SD. Masa-masa sekolah yang menyenangkan hingga kini masih terekam diingatanku. Seperti bercanda dengan teman sebangkuku. Saat-saat mengerjakan tugas dari bapak dan ibu guru. Saat kesekolah pun tidak boleh terlambat. Karena akan ada hukuman bagi kami yang terlambat datang.

Pada jam pelajaran agama, bu guru akan memberikan hukuman untuk menulis Al quran. Setiap Hari Senin, selalu ada upacara bendera. Kami berdiri dengan tegak untuk mengikuti upacara dan mendengarkan nasehat dari bapak pemimpin upacara. Di sekolah, aku sangat senang pelajaran olahraga. Karena aku dan teman-temanku bisa bermain di lapangan.

Selain itu, saat bel jam istirahat berbunyi adalah hal yang kami senangi. Hehehe...  Aku langsung tergerak untuk mendatangi kantin dan berbelanja makanan di sana. Pada saat acara keagamaan ataupun hari nasional, aku sangat antusias mengikuti lomba  yang diadakan di sekolahku. Saat aku masih duduk di kelas 4, aku pernah mendapatkan piala.

Karena menang dalam lomba memakai mukena dengan rapi. Saat itu aku senang sekali. Selain mendapatkan piala, aku juga mendapatkan uang dari sekolah. Jumlahnya sangat lumayan untuk makan di kantin. Sisanya langsung aku tabung.

Ada hal yang kurang menyenangkan juga, yaitu saat aku harus disuntik imunisasi. Untuk yang satu ini, aku sangat takut. Saat namaku dipanggil  untuk disuntik, jantungku langsung berdegup kencang dan aku selalu gagal untuk tidak menangis. Itulah pengalaman menyedihkanku.

Saat ini aku sudah kelas 5 dan aku harus menerima keadaan untuk tidak sekolah seperti biasanya. Hal ini dikarenakan ada pandemi Corona. Pandemi ini dimulai pada awal tahun 2020, saat itu masih kelas 4 semester akhir. Aku sudah tidak lagi sekolah seperti biasa. Sekolah online dimulai dan aku hanya boleh berdiam diri di rumah. Tidak ada orang yang boleh keluar rumah kecuali untuk keperluan yang penting.

Terpisah jarak dan waktu oleh teman teman dan guru di sekolah membuatku rindu untuk bersekolah kembali. Aku selalu berdoa agar pandemi segera berlalu. Rindu rasanya sudah lebih dari tujuh bulan aku hanya di rumah tak bisa bertemu dengan teman-temanku. Caraku untuk berkomunikasi dengan teman-temanku hanyalah melalui whatsapp atau main bersama game online. Maafkan kami ya bapak dan ibu guru, itulah yang bisa kami lakukan untuk mengusir kebosanan kami.


Penulis : Aizah Maulina
Share:

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Belajar Terbiasa dengan Masa Depan

Kala itu aku sedang kondangan. Jika belum tahu, kondangan itu menghadiri teman Yang sedang melaksanakan resepsi pernikahan. Aku ...

Saran Pembaca

Name

Email *

Message *

Popular Posts