jejak dalam dunia

Sunday, 3 April 2022

Saat Imunisasi Covid

            Pagi ini, tepatya tanggal 23 Oktober 2020 mamaku membangunkanku. Mama membangunkan aku pagi-pagi karena hari ini aku harus pergi ke sekolah untuk imunisasi. Dari kemarin aku sudah memikirkan haduh disuntik lagi sakit lagi. Tetapi mamaku bilang “nggak papa Syifa, itu untuk kebaikanmu nanti sakit sebentar kan tidak apa-apa kayak digigit semut”.

            Setelah membangunkanku, Mama memintaku untuk segera mandi dan sarapan. Karena kata Mama kalau mau suntik harus sarapan dulu. Jujur saat ini aku merasa takut dan deg-degan. Tapi setelah difikir, masak sudah kelas 5 disuntik nangis. Akhirnya Saya memberanikan diri berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat kerja, Mama menyempatkan diri untuk mengantarkanku ke sekolah. Sesampai di sekolah, aku bertemu bapak dan ibu guru. Bu guru memintaku untuk cuci tangan terlebih dahulu kemudian aku diukur suhu tubuhku, karena kita harus mengikuti protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19. Setelah mengikuti protokol kesehatan bu guru menyuruhku untuk duduk di kursi yang telah disediakan karena harus mengantri dan masuknya hanya satu persatu.

            Nah tibalah saat kini giliranku yang harus masuk buru-buru memanggilku sambil dikuatkan sama bu guru “jangan takut ya, nggak sakit kok”. “Masa sudah kelas 5 takut sama suntik nggak malu sama adik kelasnya,” kata bu guru. Sambil senyum-senyum aku bilang sama bu guru, “saya nggak takut bu guru cuman sedikit deg-degan saja”. Setelah masuk di ruang yang disediakan rasa deg-degan ku makin bertambah. Karena aku melihat ibu dokter sama pak dokter pakai baju APD.

            Tahu kan APD itu apa? itu loh kostum yang dipakai oleh dokter perawat atau tenaga medis agar terhindar dari virus Covid-19. Tapi walaupun bapak dokter dan ibu dokter pakai APD, dia baik baik semu. Rasa takutku semakin berkurang setelah dokter mengatakan jangan tegang ya, ndak usah takut.  kamu takut gak saya jawab saya gak takut bu, proses suntik pun tiba saya tidak berani melihat jarum suntik yang dibawa dokter.

            Setelah suntikan masuk di tubuh saya  tidak merasa adanya sakit sama sekali. Bu guru sempet tanya bagaimana Syifa sakit? Sambil senyum-senyum aku bilang tidak sakit Bu guru cuma seperti digigit semut, aku pun mendapat pujian dari mamaku. Kata mamaku “Syifa hebat berani suntik tanpa ditemani Mama”. Dalam hati aku bilang, pasti dong ma, kan Syifa sudah besar. Setelah selesai imunisasi Covidnya, saya pulang ke rumah.

Penulis : Asyifa Rahma Khumairoh
Share:

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Belajar Terbiasa dengan Masa Depan

Kala itu aku sedang kondangan. Jika belum tahu, kondangan itu menghadiri teman Yang sedang melaksanakan resepsi pernikahan. Aku ...

Saran Pembaca

Name

Email *

Message *

Popular Posts