Pagi ini, tepatya tanggal 23 Oktober
2020 mamaku membangunkanku. Mama membangunkan aku pagi-pagi karena hari ini aku
harus pergi ke sekolah untuk imunisasi. Dari kemarin aku sudah memikirkan haduh
disuntik lagi sakit lagi. Tetapi mamaku bilang “nggak papa Syifa, itu untuk kebaikanmu nanti sakit sebentar kan
tidak apa-apa kayak digigit semut”.
Setelah membangunkanku, Mama
memintaku untuk segera mandi dan sarapan. Karena kata Mama kalau mau suntik
harus sarapan dulu. Jujur saat ini aku merasa takut dan deg-degan. Tapi setelah
difikir, masak sudah kelas 5 disuntik nangis. Akhirnya Saya memberanikan diri
berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat kerja, Mama menyempatkan diri untuk
mengantarkanku ke sekolah. Sesampai di sekolah, aku bertemu bapak dan ibu guru.
Bu guru memintaku untuk cuci tangan terlebih dahulu kemudian aku diukur suhu
tubuhku, karena kita harus mengikuti protokol kesehatan agar terhindar dari
Covid-19. Setelah mengikuti protokol kesehatan bu guru menyuruhku untuk duduk
di kursi yang telah disediakan karena harus mengantri dan masuknya hanya satu
persatu.
Nah tibalah saat kini giliranku yang
harus masuk buru-buru memanggilku sambil dikuatkan sama bu guru “jangan takut
ya, nggak sakit kok”. “Masa sudah
kelas 5 takut sama suntik nggak malu
sama adik kelasnya,” kata bu guru. Sambil senyum-senyum aku bilang sama bu guru,
“saya nggak takut bu guru cuman
sedikit deg-degan saja”. Setelah masuk di ruang yang disediakan rasa deg-degan
ku makin bertambah. Karena aku melihat ibu dokter sama pak dokter pakai baju
APD.
Tahu kan APD itu apa? itu loh kostum
yang dipakai oleh dokter perawat atau tenaga medis agar terhindar dari virus Covid-19.
Tapi walaupun bapak dokter dan ibu dokter pakai APD, dia baik baik semu. Rasa
takutku semakin berkurang setelah dokter mengatakan jangan tegang ya, ndak usah
takut. kamu takut gak saya jawab saya
gak takut bu, proses suntik pun tiba saya tidak berani melihat jarum suntik
yang dibawa dokter.
0 comments:
Post a Comment